Friday 1 June 2012

Menuju Sumsel Provinsi Digital


Leon Abdillah
Universitas Bina Darma

Sebelum menjadi Negara besar seperti sekarang ini, sejarah panjang Indonesia telah ada sejak berabad lamanya. Cikal bakal Indonesia bermula dari suatu daerah yang terletak di Pulau Andalas. Ia pernah menjadi pusat Kerajaan Bahari yang telah menorehkan catatan gemilang atas cakupan kekuasaan yang tidak hanya di wilayah Nusantara, namun menembus benua Asia bahkan sampai ke Madagascar, Afrika. Hal inilah yang menjadi referensi berdirinya Indonesia di kemudian hari.


Nama daerah ini memiliki beragam riwayat, antara lain: (1) “Lembang”, yang dalam Bahasa Melayu Tua berarti dataran rendah, mendapat awalan Pe/Pa sebagai kata tunjuk suatu tempat atau kejadian; (2) “Pai Li Bang”, Menteri Negara di Kekaisaran Cina sekaligus  murid Sunan Gunung Jati yang menemani Putri Ong Tien menuju Pulau Jawa; dan (3) “Limbang” atau pelimbangan emas, yaitu tempat penyaringan dan pencucian emas dari bumi (pasir), dimana Nama daerah Swarnabhumi (bumi emas) pernah menjadi Ibu Kotanya.

Masa keemasan di daerah yang sekarang di kenal dengan “Palembang” ini terungkap di tahun 1918, ketika sejarawan Perancis George Coedès dari École française d’Extrême-Orient membuktikan bahwa ada Kerajaan Sriwijaya (abad 7 – abad 12). Selanjutnya Kesultanan Palembang Darussalam (1550 - 1823) juga meninggalkan artefak kesultanannya seperti Benteng Kuto Besak dan Masjid Agung.


Kota Tertua di Indonesia ini (16 Juni 682, Prasasti Kedukan Bukit) dilintasi oleh banyak sungai seperti Sungai Musi yang ada Jembatan AMPERA-nya, sehingga dijuluki Venice of the East ("Venesia dari Timur"). Tak hanya itu Provinsi ini sangat terkenal akan Makanan Khasnya Pempek, Kain Songket yang mewah dan berkelas, dan juga dijuluki sebagai Lumbung Energi dan Pangan.

Melirik dari sejumlah capaiannya, tak heran di era globalisasi dengan akses teknologi informasi yang mewabah saat ini, Palembang diprediksi akan tumbuh menjadi Kota yang siap menyongsong perubahan dan menjelma menjadi International City berbasis Digital.

Untuk menjadi Kota Digital perlu memerhatikan beberapa asapek, seperti dana, visi dan misi, komitmen, infrastruktur, dan sumber daya manusia.

Dari ajang International Telecom Union (ITU), disebutkan ada empat kriteria yang harus dipenuhi sebuah kota jika ingin disebut sebagai kota digital, antara lain:

1.       Broadband connectivity. Kota Digital akan menyandarkan lalu lintas peredaran informasinya berdasarkan ketersediaan dan kualitas dari jaringan broadband-nya. Pihak pengatur kebijakan diharapkan untuk memperlancar ketersediaan infrastruktur broadband di wilayah Palembang khususnya dan Sumatra Selatan umumnya. Dan Palembang sebenarnya sudah menyediakan sejumlah inisial layanan free wifi atau hot spot misalnya. Hal ini penting, sebab untuk menjadi Cyber City atau Kota Digital semua layanan disediakan dalam bentuk maya yang membutuhkan jaringan internet berkecepatan tinggi. Tak pelak lagi kebutuhan ini bak tubuh manusia yang tergantung kepada asupan air bersih yang berkualias dan terjamin pasokannya.

2.       Digital inclusion. Semua pihak pengatur dan penyedia layanan broadband mesti memperkenalkan semua hal yang bersinggungan dengan teknologi digital kepada seluruh lapisan masyarakat. Karena untuk menjadi digital city tentulah dibutuhkan dukungan dan pengetahuan dari semua elemen di kota tersebut. Dengan adanya penyebarluasan informasi mengenai teknologi digital, maka khalayak ramai akan memiliki akses serta ikut berperan serta memanfaatkan akses serta layanan digital tersebut. Saat ini relawan tik sumsel sudah siap bergerak untuk ikut andil dalam menyebarluaskan berbagai informasi terkait teknologi digital.

3.       Innovation. Dengan dukungan kualitas broadband yang baik, semestinya kota digital bisa melahirkan kemungkinan ide-ide kreatif dari para penggunanya. Banyak layanan online yang dapat digarap jika memiliki ide-ide cemerlang.

4.       Knowledge. Untuk mendukung keberlanjutan kota digital, diperlukan pengetahuan oleh para awak yang menahkodai teknologinya. Hal ini penting untuk terus mendukung layanan digital kedepannya secara berkesinambungan serta memberikan benefit yang optimal.

Diharapkan Palembang dan Propinsi Sumatra Selatan melalui dinas terkait, dapat menjamin keempat hal tersebut di atas. Dan diperlukan pula urun rembuk dari semua pihak, mulai dari regulator, legislator, educator, dsb. Palembang sebagai kota dari Kerajaan-kerajaan besar semestinya bisa tidak terlalu ketinggalan dari kota-kota di Asia yang ternyata bertengger di posisi atas dari segi kualitas internet broadband di seluruh dunia (Korea Selatan, Hong Kong - China, Jepang).

Sebentar lagi, Palembang - Sumatra Selatan sebagai  Cyber City siap menerapkan format kota modern dengan IT sebagai backbone-nya. sehingga memudahkan masyarakat mengakses layanan informasi global dengan jaringan internet. Dan secara bertahap internet akan menjadi bagian yang melekat dengan masyarakat SumSel.
Untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia berpengetahuan ICT dibutuhkan lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan layanan edukasi ICT tersebut. Di Propinsi dengan luas 102,47 km² dan berpopulasi 3.792.647 jiwa (bps 2010) ini terdapat banyak perguruan tinggi yang menyediakannya, seperti Unsri, Polsri, Bina Darma, MDP, IGM, PalcomTech, Sigma, Bina Sriwijaya, dsb.
Dari segi pendanaan tidak perlu dikhawatirkan karena Propinsi Sumatera merupakan salah satu Propinsi dengan kemampuan financial yanag cukup baik, bahkan termasuk salah satu propinsi terkaya saat ini.
Dan hari yang dinanti akhirnya tiba juga, pada tanggal 1 Juni 2012, Gubernur Sumatra Selatan secara resmi mencanangkan Sumsel sebagai Provinsi Digital. Diumumkan juga bahwa telah tersedia sejumlah 14 hotspot yang tersebar di seantero Palembang International City.

Pencanangan Sumsel Provinsi Digital
Hmm dapat dibayangkan jika semua potensi yang ada dikelola dan disinergikan dengan baik, kedepannya Propinsi Sumatera Selatan akan berkembang menjadi salah satu Propinsi Utama kebanggaan Republik Indonsia dengan Produk-produk Digitalnya, Aamiin :) :) :). 

About Me

Palembang, Indonesia, Indonesia
My research interest are in Information Systems, Information Retrieval, Human Resources MIS, Information Science, Information Management, Transportation IS, Information Knowledge, and Entrepreneur. My Initial Project Supervisor is Prof. Dr.phil. Dr.h.c.mult. Bruno Buchberger (Johannes Kepler University -- ISI-Hagenberg, Austria), My Proposal Supervisor is Dr. Katrina Falkner (The University of Adelaide, Australia). My Principle Supervisor (Vacant). My research involves scientific journal, metadata, citation, repositories, and author.

alquran-indonesia

Send

AdSense

Google Scholar

Googleon's Search Engine Input

Googleon's Search Engine Results

PageRank

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

PageRankWidget

PageRank

WorldCat Search

Cambridge Journal

Facebook Photo Badge

FlagCounter

free counters

ClustrMaps